Ndak neko-neko, satu rasa satu hati dan satu tujuan............... cing mestine satu kelas laaaaaaahhhhhhhhhhhhhh. Buat kita-kita yang doyan berkreasi. AREK EMPAT BE tempatnya.

Selasa, 21 Juni 2011

berhentilah sejenak untuk orang disekitarmu

Tak ada sesuatu didunia ini yang lebih berarti dari pada uang dimasa sekarang ini, hamper semua orang butuh benda yang satu itu untuk melanjutkan hidupnya, uang menentukan baik buruknya kehidupan seseorang, uang bisa buat kita bahagia, sedih, senang, marah, sehat, sakit, menderita atau bahkan mati. Yah itu semua karena lembaran kertas dan loganm yang sangat bernilai harganya.
Untuk memperoleh uang, kita perlu bekerja, yah hanya dengan bekerja kita bisa mendapatkannya, kerjaan itu macam-macam wujudnya, dari yang menggunakan cara halal, sampai yang menghalalkan segala cara termasuk mencuri. Semoga kita bukan termasuk yang seperti itu. Mungkin saat kita sedang asyik dengan pekerjaan kita, terkadang kita sering melupakan hal-hal yang ada disekitar kita bahkan yang harus kita kerjakan, tak sedikit dari kita yang melupakan bahwa ada kewajiban terhadap sang khaliq yang harus kita laksanakan. Saking asyiknya denga pekerjaan kita sering melalaikan yang kita anggap kurang penting tersebut. Padahal sesungguhnya apa yang kita kerjakan sekarang ini adalah atas kehendakNya. Dan kita tak mungkin seperti sekarang ini jika tak ada uluran dariNya.
Saat kita disibukkan dengan pekerjaan, sering kita melupakan orang-orang disekitar kita, kita tak peduli apa yang terjadi pada orang lain, “yang pastinya pekerjaanku lah yang terpenting sekarang ini”. ketika ada masalah yang terjadi, kita baru menyadari bahwa meluangkan sedikit waktu buat orang-orang disekitar kita ternyata sangatlah penting, seperti penggalan kisah yang saya dengar dari radio Imelda 104,4 FM.
“Beberapa tahun yang lalu, seorang eksekutif yang sangat sukses di usia muda bepergian ke arah luar kota mengendarai mobil Jaguar yang baru satu bulan dimilikinya. Mobil yang mulus, baru dan tentu saja berkemampuan ekstra untuk mengadu kecepatan di jalan. Sang eksekutif sangat bangga dengan mobil mewahnya yang merupakan perwujudan hasil karirnya yang gemilang.

Ketika melintasi sebuah daerah pinggiran yang kumuh, sepintas dia melihat seorang anak kecil berlari kencang di antara deretan peti kemas di pinggir jalan. Terdorong ingin tahu, dia pun mengurangi kecepatannya. Anak itu berlutut di pinggir jalan dan ketika mobil si eksekutif melintas di depannya, DAAGH..! Sesuatu menghantam bagian samping mobil Jaguar mulus itu.

Seketika eksekutif muda itu menginjak rem dan memundurkan mobilnya dengan penuh amarah ke tempat anak kecil tadi berlutut. Dengan berapi-api dia keluar dari mobilnya, mengguncangkan pundak anak kecil itu dan berkata, "Kamu tahu apa yang kamu lakukan barusan? Kamu baru saja memberi orang tuamu masalah besar! Di mana orang tuamu?" Eksekutif muda itu mulai menyeret anak kecil itu yang mulai menangis ketakutan.

Sambil tersedu-sedu, anak kecil yang mungkin baru berusia 7 tahun itu memohon-mohon padanya, "Maaf, pak.. saya tidak tahu lagi harus berbuat apa.. Saya melempar batu bata agar ada mobil yang berhenti". Anak kecil itu menarik si eksekutif ke arah samping hingga eksekutif itu melihat seorang anak lain yang lebih besar, tidak mampu bangkit dari jalan dan sebuah kursi roda berada tidak jauh darinya. "Itu kakak saya.. dia terjatuh dari kursi roda dan saya tidak kuat mengangkatnya.."
Tenggorokan eksekutif muda itu langsung terasa kering, dengan putus asa dia membatalkan kata-kata kemarahan yang telah siap diluncurkan dari mulutnya. Dalam diam dan tidak tahu harus berbuat apa lagi, dia mendatangi kakak anak itu dan mengangkatnya kembali ke kursi roda. Nampaknya sang kakak tidak bisa berkomunikasi dengan normal karena dia hanya menangis tanpa suara sementara wajah, kaki dan tangannya nampak lecet dan tergores. Si eksekutif muda mengeluarkan saputangannya dan mulai membersihkan air mata dan serpihan pasir di tubuh anak itu. Kemudian eksekutif muda itu berdiri dan si adik bergegas mendorong kakaknya pulang ke rumah mereka.
Berjalan kembali ke mobilnya, eksekutif muda itu melihat goresan pada body mobilnya yang melesak dan berpikir, "jika anak itu tadi hanya melambai-lambai dan berteriak, mungkin aku juga tidak akan berhenti".
Mungkin kita baru akan berhenti sejenak jika sesuatu yang buruk telah terjadi pada diri kita, seperti halnya saat permasalahan sedang mendera hubunganq dan pasangan, dia baru mengingatku saat aku sedang marah padanya. Bukan baru mengingatku, karena ku yakin aku selalu ada diingatannya, hanya saja dia baru menghentikan pekerjaannya ketika hubungan kami sedang bermasalah. Padahal sehari-hari dia sibuk berkutat dengan pekerjaannya disana, tak pernah ada pesan, kabar ataupun sekedar menanyakan keberadaanku saat itu. Alasannya simple, “lagi banyak kerjaan sayang”. Yah aku hanya bisa mendoakan agar kesibukannya itu tak merenggut cinta dan kesehatan yang dimilikinya sekarang ini. Mungkin kemarin dan saat ini aku masih bisa mentolelir kondisi kesibukannya yang sekarang ini, namun aku hanyalah manusia biasa yang punya batas kesabaran. Atau bahkan kemungkinan terburuk sekalipun bisa terjadi pada hubungan kita, “saat kamu benar-benar membutuhkanku, mungkin aku telah tiada disini untukmu”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar